Kebahagiaan Palsu Mugen Tsukuyomi
📅 9 Agustus 2025·👤 Maulana Ahsan·📖 5 min read

Naruto adalah serial anime yang gw tonton semasa gw kecil sampai remaja. Gw ngikutin ceritanya dari awal sampai tamat keseluruhan ceritanya.
Titik gw berhenti nonton anime ini adalah sampai ada entitas baru bernama Boruto. Disitu gw stop karena udah ngerasa cukup dengan ceritanya sampai Naruto berhasil mendapatkan impian yang dia kejar sejak kecil.
Naaaah... ada salah satu orang yang dulu gw anggap sebagai orang jahat, karena posisi dia adalah musuh dari tokoh utama, tapi setelah menjalani kehidupan dewasa dan memikirkan kembali soal dia, gw malah ngerasa kalau orang ini punya niatan baik.
Orang ini adalah Uchiha Madara.
Dia menciptakan sebuah jutsu luar biasa bernama Mugen Tsukuyomi yang bisa membuat semua orang di bumi mengalami genjutsu (teknik ilusi yang menggunakan chakra untuk menciptakan ilusi pada indra target).
Kali ini gw akan mencoba untuk bahas filosofi dari seorang Madara, tentu saja sesuai dengan apa yang gw tau.
Kebahagiaan Palsu Mugen Tsukuyomi
Ada satu kutipan dari Madara yang selalu nempel di kepala gw, kurang lebih kayak gini:
“Dunia ini penuh dengan rasa sakit, penderitaan, dan kekosongan. Aku hanya ingin menciptakan dunia di mana tak ada lagi air mata.”
Kalimat itu keluar dari mulut seseorang yang selama ini kita cap sebagai villain. Antagonis. Musuh besar dunia ninja.
Tapi semakin lama gw pikirin, semakin gw sadar… dia cuma manusia biasa, yang patah hatinya terlalu dalam.
Madara muak dengan perang. Lelah melihat orang-orang yang dia sayangi mati satu per satu. Capek percaya pada sistem dunia yang katanya mau damai, tapi kenyataannya penuh pengkhianatan, dendam, dan siklus kebencian yang gak ada habisnya.
Jadi, dia menciptakan solusi versi dia.
限定月読 - Mugen Tsukuyomi
.
Sebuah genjutsu abadi yang memantulkan ilusi ke seluruh dunia lewat bulan. Satu dunia mimpi besar. Semua orang akan masuk ke realitas buatan, di mana mereka bisa hidup bahagia, bebas dari luka, bebas dari trauma, bebas dari perang.
Di dunia itu, setiap orang mendapatkan versi ideal dari hidup mereka. Tidak ada kemiskinan, tidak ada kematian tragis, tidak ada kehilangan yang menyakitkan.
Buat Madara, itu bentuk kasih sayang. Bentuk kedamaian. Bentuk solusi final.
Tapi justru di situlah letak tragedinya.
Niatan Baik, Jalan yang Bengkok
Kalau dipikir-pikir, niat Madara itu sebenarnya gak jauh beda sama niat banyak dari kita.
Kita juga pengen hidup tenang, gak mau lihat orang-orang terdekat kita kesakitan. Kita pengen dunia yang lebih baik. Tapi ketika seseorang mencoba memaksakan kebahagiaan dengan cara mencabut kebebasan, saat itu niat baik berubah jadi bahaya.
Mugen Tsukuyomi adalah simbol dari “gw tahu apa yang terbaik buat lu, jadi gw paksa lu untuk bahagia versi gw”.
Itu bukan cinta. Itu kontrol.
Buat Madara, dunia nyata udah terlalu rusak untuk diperbaiki. Maka solusinya adalah menciptakan dunia baru, dunia ilusi. Tapi justru dengan begitu, dia menyangkal hak paling dasar setiap manusia...
Untuk memilih, untuk gagal, untuk terluka, dan untuk bangkit lagi.
Dia membungkam realita, demi menghadirkan versi palsunya yang sangat ideal itu.
Bahagia, Tapi Palsu
Mugen Tsukuyomi menawarkan kebahagiaan, tapi dengan harga yang gak kelihatan: kesadaran kita sendiri.
Di dalam dunia itu, semua orang tersenyum. Tapi itu bukan karena mereka berhasil menghadapi luka mereka, melainkan karena mereka dilumpuhkan oleh genjutsu.
Dan kebahagiaan yang lahir dari keterpaksaan… apakah itu benar-benar bahagia?
Gw jadi inget betapa seringnya kita sebagai manusia biasa yang pasti punya luka juga mencoba membuat "Mugen Tsukuyomi" versi mini dalam hidup kita.
Menutup mata dari kenyataan yang menyakitkan. Menyibukkan diri dengan hal-hal yang membuat kita lupa rasa hampa. Membuat cerita-cerita palsu di kepala, bahwa semuanya baik-baik aja, padahal jauh di dalam, kita tahu itu bukan dunia yang nyata.
Ilusi itu mungkin manis, tapi tidak menyembuhkan. Dia hanya menunda pertemuan kita dengan luka sejati kita.
Dunia Ini Emang Gak Sempurna
Tapi justru di ketidaksempurnaan itulah manusia bisa tumbuh. Karena rasa sakit, kita belajar empati. Karena kehilangan, kita belajar menghargai. Karena gagal, kita belajar bangkit.
Kalau semua dikasih dengan cara instan dan sempurna seperti dalam Mugen Tsukuyomi...
Apa artinya sebuah perjuangan?
Madara, dengan segala kecerdasannya, justru jatuh di lubang keputus asaan. Dia percaya dunia ini udah gak bisa diselametin, jadi dia bikin dunia baru yang tidak menyakitkan.
Tapi harga dari dunia tanpa rasa sakit adalah hilangnya makna hidup itu sendiri.
Siapa yang gak pernah punya luka? Semua orang punya tragedinya masing-masing. Madara kehilangan adiknya. Kehilangan klannya. Kehilangan sahabatnya. Tapi daripada berdamai dengan kenyataan, dia memilih untuk menghapus kenyataan itu sendiri.
Kita juga kadang pengen kayak gitu. Menghilang dari realita, bikin dunia sendiri, entah itu lewat game, scrolling berjam-jam, atau sekadar pura-pura ketawa di depan orang. Tapi kita tahu, ilusi gak bisa selamanya kita pakai sebagai pelarian.
Cepat atau lambat, kita harus kembali ke dunia nyata... dunia yang gak sempurna, tapi nyata.
Penutup
Madara bukan monster. Dia cuma manusia yang lukanya dalam, dan gak tahu gimana caranya menyembuhkan nya.
Buat gw, Mugen Tsukuyomi adalah pengingat. Bahwa niat baik itu gak cukup. Cara kita mewujudkannya juga harus benar. Dan yang lebih penting lagi, kita gak bisa menukar kenyataan dengan ilusi, seindah apapun ilusi itu.
Karena dunia yang tanpa air mata, tanpa luka, tanpa pilihan… bukan dunia yang manusiawi.
Kadang, satu air mata yang jujur lebih bermakna daripada sejuta senyum dalam dunia mimpi.

Maulana Ahsan
Seorang pekerja kantoran yang menyukai anime, manga dan budaya Jepang.
Pemilik akun social media @kejepangan.
Suka dengan tulisan di Blog Tulisan Ahsan? Lu bisa memberikan dukungan dengan berdonasi atau bagikan konten ini di sosial media. Terima kasih atas dukungan kamu!